PENALARAN

Minggu, 13 Februari 2011

 
Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif 
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial

Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
barra bisa mengendarai motor
ayah barra juga mengendarai motor
·         
Generalisasi : keluarga barra bisa mengendarai motor. Pernyataan “barra bisa mengendarai motor” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
·         barra bisa mengendarai motor tetapi tidak bisa mengendari mobil
  
  Macam-macam generalisasi

   1. Generalisasi sempurna/Tanpa loncatan induktif
        Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. 
        Contoh: 
         a. sensus penduduk
b. Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
c. Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa kosma H2 tentang kewarganegaraan mereka, kemudian disimpulkan bahwa : Semua mahasiswa kosma H2 adalah warga negara Indonesia. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu kewarganegaraan masing-masing mahasiswa, kita selidiki tanpa ada yang ketinggalan. Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis. ( Mundiri, 1994 : 129 )
    2. Generalisasi tidak sempurna/Loncatan induktif
       Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga  untuk semua fenomena yang belum diselidiki.  
      Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
       Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
     Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian  yang benar.
     Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
     1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
     2. Sampel harus bervariasi.
     3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
    
    perbedaannya yaitu : kalau generalisai tanpa loncatan induktif generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. sedangkan loncatan dengan induktif generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga  untuk semua fenomena yang belum diselidiki

   sumber by:

0 komentar: